Selasa, 09 Maret 2010

The last poet in the 21st century and nine muses

The last poet in the 21st century and nine muses
:Pujangga terakhir abad 21 dan sembilan musae

Liz, kamu adalah perempuan paling cantik di kampusku Gunadar Mal (worst class university)
V, kamulah tuhan dengan “t” kecil yang paling (s)ekspresif
DEE, di dunia ini cuma megan fox, nicole kidman, atau drew barrymore yang bisa menyaingi sensualitas bibir kamu
Julia, aku 17 tahun lagi selamanya kalau di dekatmu
Marja, cuma kamu yang bisa bikin aku murtad jadi nietszchean karena berani melarang aku untuk bilang kalau tuhan telah mati, menyembah diriku sehari lima waktu, neraka itu (ti)ada, kiamat pasti datang (2012, mungkin katamu), ah, ay, bukankah joker selalu bersabda: Why so religious?
Layla, aku rela tak melihat matahari lagi selama 1000 tahun lamanya asalkan aku tetap dapat melihat matamu sebentar saja tanpa berkedip sedetikpun
Maia, bukan sekedar tokoh fiktif dalam novelku yang entah kapan bisa kuselesaikan
Crishye Oktaviana a.k.a Cici, sabar ya, neng! Aa lima semester lagi jadi Sarjana EKonomi Sastra, nanti di kartu nama akan tertulis; Hartono, SEKS. Hebat kan? Aa juga pasti akan datang untuk melamarmu lalu menikahimu dengan mas kawin seperangkat alat mendaki gunung komplit dibayar lunas
Eva, kalau saja waktu itu kau tak merayuku, mungkin kita masih bisa berbagi kavling dengan iblis di surga. Kembalikan tulang rusukku yang tuhan pinjam dariku untukmu!

Liz+V+DEE+Julia+Marja+Layla+Maia+Cici+Eva+Harsz = ~
Liz+V+DEE+Julia+Marja+Layla+Maia+Cici+Eva = 0
Harsz / Liz+V+DEE+Julia+Marja+Layla+Maia+Cici+Eva = 1
harsz
Dekat tong sampah di depan pintu masuk kampus, 08/12/2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar